menyatakan bahwa alasanya membangun gedung tersebut untuk menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia khususnya di Kabupaten Pekalongan. Selain itu, Bupati Pekalongan juga mengaku telah menghibahkan tanah untuk IAIN Pekalongan seluas lima hektar.

Selain peresmian gedung baru, acara tersebut juga terdapat seminar nasional yang bertemakan “PTKIN dan Perannya dalam Meneguhkan Islam Moderat dalam Bingkai NKRI”. Dalam seminar tersebut,  menag menyatakan bahwa STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) harus bisa bertransformasi menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri).

“Kami menempuh kebijakan bahwa setiap STAIN haruslah menjadi IAIN, harus mampu melakukan transformasi statusnya dari sekolah tinggi menjadi institut itu menjadi suatu keniscayaan karena dengan menjadi institut maka sekolah-sekolah tinggi itu akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengembangkan ilmu-ilmu keagamaan” ujar Menag.

“Namun yang perlu dipahami, saya sering menyampaikan para rektor dan masyarakat juga harus mengamati tidak semua IAIN harus menjadi UIN, karena untuk menjadi universitas dari institut itu diperlukan prasyarat yang tidak sederhana  dan diantara persyaratan-persyaratannya cukup banyak, guru besarnya harus berapa dan jumlah mahasiswanya harus berapa” ujar pria 55 tahun tersebut.

Seperti yang kita ketahui bahwa STAIN Pekalongan belum lama beralih status menjadi IAIN Pekalongan pada 1 Agustus 2016 sesuai Perarturan  Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tanggal 1 Agustus 2016. Hal tersebut menandakan bahwa IAIN Pekalongan telah mengalami perkembangan yang signifikan, dan ini didukung penuh oleh semua pihak, termasuk Bupati Pekalongan sendiri.

Penulis : Azizah