Print this page

Konsepsi Khalayak pada Era Media Baru

23 September 2021

Terdapat perbedaan yang cukup mencolok konsep khalayak atau pengguna antara era media massa dengan era media baru. Pada era media massa khalayak bersifat pasif dan komunikasi hanya berjalan satu arah. Khalayak benar-benar diposisikan sebagai konsumen yang menerima segala jenis berita ataupun informasi tanpa memiliki pilihan lain. Apa yang disampaikan oleh televisi, radio, maupun koran maka itu pula yang diterima khalayak. khalayak tidak memiliki pilihan alternatif atau pilihan media lain.

Berbeda  pada era media baru. Internet dan teknologi komunikasi yang berkembang mendorong terjadinya perubahan konsepsi khalayak. Setidaknya terdapat dua perubahan konsepsi khalayak pada era media baru. Pertama pada era media baru, khalayak dapat langsung berinteraksi dengan khalayak lainnya Melalui media baru khalayak dapat menyebarkan suatu konten media ke pengguna lainnya. Suatu hal yang tidak bisa dilakukan pada era media massa. Media baru juga mendorong terjadinya interaksi secara langsung antar sesama penggunanya. Sania Livingstone (2004:81) menyebut di lingkungan media baru, orang-orang begitu terikat dengan konten daripada channel yang ada. Orang-orang memiliki kecenderungan untuk mengikuti suatu yang menjadi kegemarannya apakah itu klub sepakbola, penyanyi, ataupun artis. Dari sini komunikasi bisa terjadi secara langsung dan tidak berjarak

Perubahan kedua yakni Khalayak beralih dari sekedar konsumen menjadi produsen melalui internet dan media baru konsep khalayak telah berubah secara drastis. Jika dalam teori komunikasi massa, khalayak diidentikkan sebagai konsumen yang menerima segala macam berita dan informasi yang disampaikan oleh media massa. Namun media baru telah mendorong perubahan yang signifikan, khalayak yang dulunya hanya sebagai konsumen secara bersamaan bisa menjadi produsen. Maksud dari produsen disini adalah khalayak dapat membuat, mengolah, dan menyebarkan suatu konten melalui berbagai platform media yang ada. Dari motif hanya untuk berbagi hingga motif untuk mencari keuntungan. Disinilah muncul istilah selebgram di media sosial.

Dalam media baru terdapat perbedaan yang tipis antara produsen dan konsumen, keduanya bisa saling melengkapi, saling mendekati satu sama lain. Terkadang keduanya malah bisa berkonflik. Karakteristik media baru yang tidak mengenal batasan inilah yang menjadi perbedaam mendasar dengan konsepsi khalayak pada era media massa.

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree